PORTALSUMBA|BALI-Lomba ogoh-ogoh rencananya kembali akan digelar di Klungkung tahun ini. Nantinya masing-masing kecamatan akan diwakili 1 ogoh-ogoh untuk diperlombakan. Selain teknis perlombaan, ada hal lain yang menjadi perhatian, yakni dilarang ada bentuk atau atribut politik dalam ogoh-ogoh yang diperlombakan.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Klungkung I Komang Sukarya menjelaskan, untuk tahun ini sebenarnya ada 2 agenda lomba ogoh-ogoh. Yakni di tingkat provinsi, maupun di kabupaten.
“Nanti ada dua agenda untuk lomba ogoh-ogoh, yakni di kabupaten dan provinsi. Untuk lomba tingkat provinsi, nanti anggarannya semua dari provinsi. Kalau dari kabupaten, dari APBD Klungkung,” ujar Sukarya, Selasa (17/1/2023).
Sukarya menjelaskan, secara teknis lomba di Klungkung nanti akan diikuti oleh 4 ogoh-ogoh perwakilan dari masing-masing kecamatan. Setiap kontingen yang ditunjuk mewakili kecamatan, akan mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp25 juta untuk di Kecamatan Klungkung, Banjarangkan dan Dawan. Sementara di Kecamatan Nusa Penida, mendapat dana pembinaan Rp30 juta.
“Nanti untuk perwakilan yang ditunjuk, kami serahkan sepenuhnya ke kecamatan. Bisa penunjukan langsung, ada juga sistemnya bergilir setiap desa. Itu tergantung kesepakatan di kecamatan,” jelas Sukarya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, ogoh-ogoh yang diperlombakan harus berbahan ramah lingkungan. Ogoh-ogoh juga tidak boleh meninggalkan unsur, etika, dan estetika budaya Bali.
Ogoh-ogoh tetap bertema Somya Bhuta Kala, seperti Raksasa, Bisaca, dan Denawa dengan tinggi maksimal 6 meter. Nanti juga dilengkapi ada fragmen,” jelas Sukarya.
Dalam lomba ogoh-ogoh nanti, setiap perwakilan tidak boleh menampilkan unsur seksual, striptis, mengandung unsur sara atau berbentuk yang mengandung unsur penghinaan terhadap organisasi dan yang mengundang polemik di masyarakat.
Menjelang tahun-tahun politik, ada pula penekanan agar tidak ada bentuk ogoh-ogoh yang berkaitan dengan politik. Termasuk tidak ada ogoh-ogoh, atau peserta yang atributnya berunsur politik.
Ini untuk menghindari lomba ogoh-ogoh ditunggangi oleh kepentingan politik, Terkait hal itu sudah kami tekankan, nanti akan ada rapat teknis lagi,” ujar Sukarya.
Sementara ada perubahan lokasi lomba, dibanding tahun sebelumnya. Jika 2 tahun lalu lomba dipusatkan di depan Monumen Ida Dewa Agung Jambe, tahun ini lomba akan dipusatkan di Alun-alun Ida I Dewa Agung Jambe.
“Hadiahnya untun juara 1 mendapatkan Rp.10 juta, juara 2 mendapat Rp.8 juta, juara 3 mendapat Rp.6 juta, dan juara harapan 1 mendapat Rp.4 juta,” ungkap Sukarya.