PORTALSUMBA.COM-Dalam upaya persiapan acara besar GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) dan Posko Negarawan pada 11 Maret 2023, sahabat dan kerabat sanjau dengan menyambangi kediaman Profesor Yudi Latif, di Bintaro Jakarta Selatan, 1 Februari 2023. Wali Spiritual, Sri Eko Sriyanto Galgendu berkenan didampingi Prof. Yudhie Haryono, Wowok Pranowo, serta Heru yang datang khusus dari Solo.
Di pintu utama rumahnya, Profesor Yudi Latif menyambut kehadiran GMRI dan kerabat serta sahabat dari Posko Negarawan dengan seorang pendeta yang sungguh ramah dan menebarkan kesegaran penuh kegembiraan. Meski pendeta yang baik hati ini tak sempat ikut dalam perbincangan santai yang semakin mengasyikkan membedah beragam masalah.
Topik tentang sosok negarawan yang miliki bobot muatan dimensi spiritual sungguh menarik dibahas bersama Profesor Yudi Latif yang memang memiliki latar pendidikan Pesantren (Gontor, Ponorogo, Jawa Timur) hingga Universitas dengan disiplin ilmu sosiologi politik (Australian Nasional University) dan dengan seabrek pengalaman sebagai dosen di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kondisi dan situasi negeri yang tidak menentu, katanya perlu disikapi dengan tingkat kewaspadaan dari berbagai kemungkinan yang bakal terjadi, agar tidak sampai terjebak pada situasi dan kondisi yang tidak menentu itu, karena bisa menjebak setiap orang masuk perangkap tanpa pernah bisa diduga sebelumnya.
Sebagai Muslim yang taat, begitulah ujar Profesor Yudi Latif berkisah Ikhwal pengalamannya ketika ditanya oleh seorang sahabat dari Buddhis, ia mengaku rajin melakukan yoga minimal 5 kali setiap hari dengan tekun dan serius– khusuk– yang dia implementasikan dalam bentuk sholat isya, syubuh, lohor dan Azhar serta maqrib.
Menurut Prof. Yudi Latef, muatan nilai spiritual dalam yoga versi Islam yang terwujud dalam pelaksanaan ibadah ini sungguh sangat luar biada bobotnya, sehingga muatan nilai kesehatan — baik untuk jiwa maupun raga — sangat besar manfaat dan pengaruhnya bagi siapa saja yang melakukannya.
Jadi sesungguhnya sholat itu adalah bentuk yoga yang sangat dakhsyat muatan nilai religiusitasnya, baik untuk jiwa maupun bagi raga manusia yang melakukannya. Karena itu, sholat — khususnya dalam Islam — dapat dinikmati sebagai laku spiritual bukan hanya sebagai kewajiban bagi setiap orang, tetapi juga sebagai laku spiritual yang sungguh kenikmatan jauh melampaui dari yoga yang acap dipahami dengan pemahaman yang terbatas.
Diskusi tentang spiritualitas yang perlu bagi seorang negarawan di Indonesia, sungguh sangat diperlukan dalam kondisi dan situasi negeri kita yang sedang tidak menentu sekarang ini. Sehingga diperlukan tingkat kewaspadaan yang ekstra terhadap berbagai kemungkinan yang bakal terjadi tanpa pernah bisa diprediksi sebelumnya, agar tak sampai ikut terjebak pada situasi dan kondisi yang tidak menentu itu yang bisa menjebak setiap orang, tandasnya.
Sri Eko Sriyanto Galgendu yang dominan memantik analisis kritis tentang beragam krisis di Indonesia hari ini, semakin meyakinkan perlunya seruan kenegaraan dari sejumlah tokoh untuk menggugah kesadaran dan kepedulian bersama guna menyelamatkan negara dan bangsa dari ancaman keambrukannya yang sungguh sangat mencemaskan.
Obrolan santai bersama dua Profesor Yudi Latif dan Profesor Yudhie Haryono sungguh asyik dan menarik seusai makan malam bersama dengan lauk istimewa pepes ikan emas yang gurih, sate bumbu kacang mete dan sambil ikan teri yang sudah jarang dijadikan unggulan menu pembangkit selera kiwari itu.
Dua baskom kacang kedelai rebus yang segar, ditimpali buah manggis dan beragam nyamikan khas seperti keripik seakan menggenapi acara silaturrahmi yang sudah mulai banyak dilupakan pula oleh banyak warga masyarakat perkotaan di Indonesia sekarang. Padahal, budaya silaturrahmi serupa ini, tidak cuma sekedar merapatkan ikatan perkawan dan persaudaraan, tetapi juga dapat memberi banyak manfaat dalam memadatkan cara berpikir serta cara bersikap agar dapat lebih baik dan bisa lebih bijak.