PORTALSUMBA.COM – Pesan berantai WhatsApp yang berisi himbauan kepada masyarakat adanya kejadian pembegal dan meminta masyarakat untuk tidak ada yang keluar rumah tanpa ada kepentingan yang jelas apalagi pergi ke taman pancing.
Dalam pesan tersebut juga disebut bahwa Info tersebut didengar malam ini (20/8/23) dan akan ada sidak di area taman pancing. Berita hoaks tersebut telah menyebar di masyarakat sehingga menimbulkan keresahan masyarakat terutama di warga disekitar Taman Pancing.
“Kami telah melakukan penyelidikan terkait video tersebut, melakukan pengecekan lokasi dan hasilnya nihil, tidak ada kejadian tersebut, berita itu adalah Hoaks,” jelas Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Bambang Yugo Pamungkas, SH.,SiK.,M.Si. Senin (21/8/23)
Terkait satu video lagi yang terdapat kegiatan patroli Kepolisian, Kapolresta membenarkan kegiatan tersebut yang rutin di gelar Jajarannya, dimana saat ini Polresta Denpasar dan Polsek jajaran tengah mengoptimalkan kegiatan blue light patrol diwilayah rawan saat malam. Tidak hanya mencegah terjadi aksi-aksi kejahatan jalanan, patroli ini juga melaksanakan pemantauan kegiatan masyarakat lainnya.
“Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan berita hoaks, cek kebenarannya dan jangan men-share berita yang membuat keresahan dimasyarakat,” tutup Kapolresta
Terpisah, Gidion Ndapatady selaku Ketua Ikatan Keluarga Sumba Barat Daya di Bali (IKSBD) mengaku belum menerima informasi pasti terkait dugaan oknum warga Sumba lakukan pembegalan di Taman Pancing, Denpasar. Atas kegaduhan di jagat maya Pulau Dewata dengan tuduhan pelaku kericuhan adalah warganya, Gidion Ndapatady menyikapi hal demikian dengan berkoordinasi kepada seluruh Ketua Sub Unit demi kepastian berita tersebut.
“Saya tidak mengetahui persis tentang kejadian yang cukup viral itu, dan belum mendapat laporan dari warga suka duka atau melalui pengurus sub unit. Kalaupun ada kejadian seperti itu, belum dapat dipastikan apakah benar itu dilakukan oleh oknum warga Sumba atau tidak. Oleh karena itu, kita tidak ingin membuat penafsiran yang keliru,”tegas Gidion dilansir dari galerisumba.com pada Rabu, 23 Agustus 2023
Senada juga, MJB warga Sumba yang telah lama berdomisili di Bali menyampaikan keresahannya pemberitaan yang tidak akurat dan berimbang yang telah di publikasi media lokal tanpa konfirmasi yang jelas. MJB menilai bahwa tidak semua warga perantau asal Sumba menjadi pelaku kericuhan namun tidak dipungkiri adanya tindakan tidak terpuji dari oknum-oknum tertentu juga.
MJB mengeluhkan kemungkinan adanya sentimental dari media lokal terhadap warga Sumba sehingga setiap kejadian yang di Pulau Bali seolah-olah pelakunya adalah Warga Sumba. Lebih lanjut MBJ berharap adanya pemberitaan jelas dan berimbang sehingga tidak terjadi salah tafsir di ruang publik.
“Saya sudah lama di Bali dan beradaptasi, saya rasa tidak hanya orang Sumba yang menjadi pelaku tindakan tidak terpuji. Contohnya kemarin warga NTT yang dikroyok 10 remaja hingga tewas. Saya rasa tolong buat berita yang tidak menyudutkan suku atau daerah sehingga tidak kegaduhan. Salam Bhineka Tunggal Ika,” ucap MJB.
MJB berharap setiap warga Sumba juga turut menjaga Kamtibmas di Bali dengan adaptasi lingkungan sebagai perantau di tanah orang. Selain itu, MJB menyebutkan atas viralnya pemberitaan diduga pelaku oknum Sumba yang ada di Bali adanya sikap tegas dari paguyubannya untuk mengambil langkah tepat terukur untuk kepastian isu itu dan apabila isu itu fitnah MJB berharap IKSBD Bali menindak lanjut secara hukum sehingga tidak terus mencoreng daerah asalnya.
“Berita viral itu yang sebut orang Sumba pelaku sudah di klarifikasi Kapolresta Denpasar bahwa berita itu HOAKS. saya rasa ini sangat merugikan warga Sumba di Bali karena di cap perusuh dan Semoga Pengurus IKBSD Bali bersikap tegas atas pemberitaan yang tidak benar itu. Media lokal kalau buat berita yang benar jangan hanya KEJAR VIEWS saja. Dengan beredar video yang menyatakan perantau asal Sumba pelaku kericuhan merusak citra kami positif. Masyarakat susah berikan lowongan dan susah nyari kos, padahal pemberitaan itu belum tentu adanya,” tandas MJB.