PORTALSUMBA.COM, Mataram – Dua investor luar negeri akan membangun pabrik gas dengan bahan baku biomasa di NTB. Proyek ini disebut-sebut menjadi yang pertama di Indonesia.
Pabrik gas ini akan diproduksi dengan bahan baku limbah pertanian, seperti tongkol jagung untuk menghasilkan gas dengan kapasitas cukup besar untuk kebutuhan industri.
“Gerbang NTB Emas (GNE) bekerjasama dengan perusahaan Mitsui dan Kaltimex Energi, akan membangun babrik bioenergi. Ini pertama di Indonesia. Ground breakingnya 17 Agustus 2023,” ujar Direktur Utama PT GNE, Samsul Hadi, Kamis 8 Juni 2023.
Kapasitas produksinya mencapai 6-10 ton perhari. Dengan bahan baku limbah pertanian, ampas jagung yang selama ini tidak dimanfaatkan, akan menjadi sumber ekonomi tambahan bagi masyarakat petani.“Perusahaan sudah membeli lahan disana, kondisinya clear dan clean,” imbuhnya.
Lebih lanjut Samsul Hadi menjelaskan, dua perusahaan ini berasal dari Jepang, dan Singapura. Mereka tertarik untuk berinvestasi di Provinsi NTB karena melihat potensi bahan baku yang melimpah.
Baca juga:Hanns Neumann Stiftung, Paparkan Pencapaian Kerjasama Pemkab Dairi, Lanjutkah?
Apalagi NTB sebagai daerah tropis, daerah hijau, kemudian perusahaan besar ini juga punya beban karbon yang harus dibayar. Karenanya, investasi ini sekaligus untuk membayar kewajiban beban karbon yang di hasilkan di negaranya.
Untuk kebutuhan produksi pabrik, menurutnya, cukup menggunakan bahan baku yang tersedia di Lombok karena ketersediaannya melimpah.Tongkol jagung ini juga sangat cocok, karena mengandung karbon yang cukup tinggi sekitar 43,42 persen, sehingga cocok dijadikan bahan baku gas.
Nilai bisnisnya besar bagi kita dan juga paling penting kemanfaatannya. Di sektor pertanian, lingkungan kita, karena ini adalah energi baru terbarukan dan selaras dengan semangat Pemprov NTB untuk menekan net zero emission pada tahun 2050 nanti,” imbuhnya.
Sementara target net zero emission nasional lebih lama tahun 2060. Untuk itu, BUMD NTB ini harus mengandeng mitra agar target net zero emission lebih cepat terwujud.
“Pabrik ini adalah investor gabungan dari Kaltimex Energi perusahaan asal Singapura, kemudian Mitsui perusahaan asal Jepang. Kita (GNE)
berperan mengamankan bahan bakunya, stoknya, sama penjualan produknya (gasnya),” jelas Hadi. (ABG)