PORTALSUMBA.COM – Pulau Sumba atau biasanya disebut Tanah Marapu adalah pulau indah yang kini jadi favorit wisatawan. Keindahan alam dan budayanya sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyaknya destinasi wisata yang cantik di Sumba bikin ketagihan berlibur kemari.
Ada berbagai macam wisata alam seperti air terjun Tanggedu dan Waimarang, Bukit Wairinding, Danau Weekuri sampai Pantai Walakiri dan Bawana yang terkenal dengan karang berlubangnya.
Inti dari pariwisata Sumba yang unik adalah kampung adatnya serta kerajinan tangan dan pesona wanita lokal yang tampil alami. Kampung adat Sumba usianya sudah sangat tua, bahkan terdapat kubur batu megalitikum yang asalnya dari zaman prasejarah alias ribuan tahun lalu.
Selain itu, fashion di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini tidak lepas dari kain tenunan. Dengan keunikannya, kain tenun seperti mampu menghipnotis para pecinta fashion hampir di seluruh dunia. Tak hanya itu saja, yang menarik dari Sumba adalah baju adatnya.
Pada salah satu potret memperlihatkan Indarawati Sandra Mone berprofesi Bidan dan Olshoper di Kodi, Sumba Barat Daya (SBD) berpose didepan rumah Adat Sumba, Kampung Praijing. Dalam momen tersebut, Indrawati tampil cantik alami berbalut kain tenun ikat Sumba.
Indrawati tampak mengenakan kain tenun Sumba berwarna putih dan pinggir motif yang dibentuk kemben, dipadukan dengan gelang tangan dari bahan gading gajah (Kabela). Penampilannya itu disempurnakan dengan aksesori berupa kalung dan perhiasan kepala bentuk bulan sabit.
Foto: Indrawati Sandra Mone/dok.pribadi
Indrawati menuturkan bahwa ia mengambil foto sebagai bentuk kecintaannya pada Budaya Sumba dan penghargaan atas kreatifitas wanita Sumba dalam menciptakan karya tangan.
“Foto ini saya ambil sebagai penghargaan atas budaya, tradisi dan perjuangan mama-mama Sumba dalam menciptakan karya,” ucapnya.
Indrawati juga menyampai memelihara kearifaan lokal dengan cara membuka ruang belajar seluas mungkin bagi generasi muda, agar menjadi pewaris budaya dan tradisi nenek moyang yang sarat akan filosofi dan makna hidup dengan bermartabat tanpa mencederai semua makhluk.
“Karena tenun daerah adalah identitas yang butuh proses pembuatan cukup lama dan kesabaran tingkat tinggi oleh wanita Sumba sebagai pengrajin tenun tradisional. Perlu kita hargai setiap harkat martabat PEREMPUAN Sumba,” tambahnya.
Balutan kain tenun ikat Sumba, hasil tenunan para wanita Sumba dengan ciri khas pewarna alami dengan setiap motif yang tergambar dalam kain memiliki arti masing-masing.
*Mari datang dan belajar kearifan lokal Sumba*