PORTALSUMBA.COM ||DENPASAR-FLOBAMORA BALI – Suara gong membahana,gendang dan irama bolo’n riang bertautan. Ratusan pasang mata tak berkedip menyaksikan 4 pria tangguh asal Adonara Flores Timur, bergerak lincah nan energik. Dalam gerak harmoni dengan kaki dihentakan dan parang adonara menari ritmis mereka menyambut,Yusdi Diaz Ketua Umum Flobamora Bali dan tamu kehormatan dalam gelaran Rapat Anggota Tertinggi Luar Biasa (RTALUB) Flobamora Bali dengan agenda tunggal pengukuhan Badan Pengurus Flobamora Bali Masa Bhakti 2020-202
Diiringi musik tradisional (dari gong,gendang dan irama bolo’n), para penari memperagakan gerakan yang mirip dengan orang yang sedang berperang. Mereka akan ”berperang” satu sama lain memperagakan duel dengan mengayunkan parang atau membuat ancang – ancang untuk melemparkan tomba
Dibelakang saya,seorang bapak berujar,ini tarian Hedung asal Adonara,kalo Om Paskalis Boli Sabon dan Om Yoseph Boleng yang tarikan…ngeri,ujarnya kagum. Seorang ibu paruh baya yang duduk disampingnya menimpali, “eee…kita punya tarian ini perang semua eee.” Terkesan sedikit terganggu dengan guyonan si ibu tadi,si bapak buru-buru menimpali,”Biar sekalian usir Corona to,”ujar bapak itu lagi setengah serius dengan senyum yang dikulu
Om Paskalis Boli Sabon yang juga merupakan Ketua Paguyuban Flobamora Tabanan dan Om Yoseph Boleng, Ketua Lamaholot Bali, terkenal lihai menarikan tarian perang ini. Ditemani 2 rekannya,mereka sering tampil diberbagai perhelatan acara resmi Flobamora Bali bahkan pada pentas pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB). Boleh dikatakan,tim tari ini paling siap tampil diberbagai gelaran acara Flobamora Bali,selain tentunya tarian sejuta umat Ja’i asal Bajawa dan Tari Kataga asal Sumb
Dikutip dari berbagai sumber, tarian Hedung merupakan tarian tradisional dalam budaya masyarakat Adonara. Tarian ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang. Tarian ini melambangkan nilai – nilai kepahlawanan dan semangat berjuang yang tak kenal menyerah. Dewasa ini,tarian hedung yang merupakan salah satu tarian kebanggaan masyarakat Adonara juga dibawakan dalam acara; penyambutan tamu,pada pesta adat seperti; pembuatan rumah adat dan pernikahan dan pesta sakramen Imamat. Pada komunitas rantau di Bali misalnya, tarian ini juga dilakukan pada momen – momen persaudaraan seperti saat pembukaan/penutupan pertandingan sepak bola di lingkungan Flobamora Bali, penyambutan tamu,pesta pernikaha
Asal Mula Tari Hedung
Menurut sejarahnya, pada jaman dahulu di Adonara sering terjadi perang tanding, baik antar suku maupun antar kampung. Sebelum berangkat menuju medan perang, mereka berkumpul untuk melakukan Tari Hedung dan ritual agar diberikan keselamatan untuk mereka yang pergi ke medan perang. Hal ini juga dilakukan saat mereka pulang dari medan perang, para penari menyambut para pahlawan dengan Tari Hedung. Nama hedung sendiri diambil dari kata hedung, yang berarti menang. Sehingga dapat diartikan bahwa Tari Hedung merupakan tarian kemenanga
Fungsi Dan Makna Tari Hedung
Seperti yang dikatakan di atas, Tari Hedung ini awalnya merupakan tarian tarian perang dan bagian dari ritual masyarakat Adonara dalam mengantar dan menyambut para pahlawan dari medan perang. Namun seiring dengan perkembangan jaman, fungsi tersebut telah berubah dan memiliki makna yang berbeda. Kini Tari Hedung dimaknai oleh masyarakat Adonara sebagai penghormatan kepada para leluhur. Selain itu tarian ini juga untuk mengenalkan dan mengingatkan kepada generasi muda akan tradisi, budaya dan jiwa kepahlawanan leluhur mereka dul
Pertunjukan Tari Hedung
Dalam pertunjukannya, tarian ini dimainkan oleh para penari pria maupun wanita. Untuk jumlah penari biasanya tidak menentu dan sesuai dengan kebutuhan. Dalam tarian ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Hedung Tubak Belo (menggambarkan perang tanding), Hedung Hodi Kotek (menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang) dan Hedung Megeneng Kabeleng (penyambutan tamu). Jenis Tari Hedung ini biasanya ditampilkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pada umumnya gerakan Tari Hedung ini lebih mengarah pada tarian perang dengan memainkan senjata sebagai properti menariny
Pengiring Tari Hedung
Dalam pertunjukan Tari Hedung ini penari juga diiringi dengan iringan musik tradisional. Musik tradisional tersebut diantaranya seperti Gong bawa (gong gendang), Gong Inang (gong induk), Gong Anang (gong anak atau kecil), Keleneng, dan Gendan
Kostum Tari Hedung
Kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Hedung ini biasanya merupakan busana khusus. Untuk penari pria biasanya menggunakan Nowing sedangkan penari wanita menggunakan Kewatek. Untuk aksesoris terdiri dari Kalala (ikat pinggang), Senai (selendang) dan Kenobo (perhiasan kepala). Sedangkan itu untuk peralatan yang digunakan menari, diantaranya seperti Kanube (parang), Gala (tombak) dan Dopi (perisai
Perkembangan Tari Hedung
Dalam perkembangannya, walaupun Tari Hedung sudah tidak digunakan sebagai tarian perang, tetapi masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, acara budaya dan berbagai acara adat. Berbagai variasi juga sering dilakukan, namun tidak meninggalkan keasliannya. Hal ini dilakukan sebagai usaha masyarakat Adonara dalam melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas serta generasi muda akan tradisi dan budaya merek
Penulis//Biro Humas Flobamora Bali