PORTALSUMBA.COM || DENPASAR – Duka yang dialami keluarga SAER, 14 tahun, siswi kelas 3 SMP yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara mengenaskan, yakni gantung diri sepertinya akan lebih dalam.
Hal ini dipicu oleh sepucuk surat yang ditinggalkan mendiang SAER. Selembar surat bertuliskan tangan itu berisi pesan kepada orang tuanya.
Surat tersebut berisi permohonan maaf SAER kepada sang ibu. Dalam surat, SAER juga meminta ibunya untuk tidak marah atas keputusannya mengakhiri hidup.
Pesan yang paling menyentuh adalah permintaan SAER agar jenazahnya tidak diaben alias dibakar, melainkan dikubur. Alasan almarhum agar sang ibu dan keluarganya mudah menengok atau ziarah.
Terkait motif bunuh diri, Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadana mengatakan diduga karena SAER tidak diizinkan mengikuti kegiatan di sekolahnya.
Perihal kegiatan sekolah seperti apa yang dimaksud, Sukadana menjelaskan pihaknya masih melakukan pendalaman lebih lanjut.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas 3 SMP berinisial SAER nekat mengakhiri hidupnya dengan cara mengenaskan, yakni gantung diri.
Gadis berusia 14 tahun itu ditemukan tergantung, Selasa, 1 Februari 2023 di rumahnya, daerah Dauh Puri, Denpasar Selatan, Bali.
Peristiwa mengerikan ini diketahui oleh ibu kandung korban pada Selasa, 1 Februari 2023 sekitar pukul 19.45 Wita.
Mirisnya, SAER menggantung dirinya dengan kain selendang. Sang ibu sama sekali tidak curiga dengan kelakuan sang buah hati yang sepulang sekolah langsung masuk ke dalam kamarnya.
Menyaksikan pemandangan mengerikan itu, ibu korban pun berteriak histeris hingga mengundang perhatian para tetangga dan kerabat terdekatnya.
Warga pun berduyun-duyun datang membantu menurunkan SAER, namun sayang nyawanya tidak tertolong meski sempat dilarikan ke RSAD Denpasar.
Seperti dilansir dari Bali politik, Sebelum sampai di rumah sakit, SAER dinyatakan sudah menghembuskan nafas terakhirnya.