PORTALSUMBA.COM, BALI – Gubernur Bali I Wayan Koster akhirnya angkat bicara terhadap pemberitaan di media bahwa dirinya menolak Piala Dunia U-20 dan Drawing undian Piala Dunia U-20 di Bali, 31 Maret 2023.
Dalam pernyataan tertulisnya pada Kemis (30/3), Gubernur Wayan Koster sejatinya tidak menolak Kejuaraan Dunia FIFA U-20, melainkan hanya menyampaikan penolakan kehadiran Timnas Israel bertanding di Bali, yang dituangkan dalam suratnya kepada Menpora, tertanggal 14 Maret 2023, yang isinya memohon kepada Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, agar mengambil kebijakan untuk melarang Timnas Israel bermain di Bali.
Menurut Wayan Koster, pertama adalah untuk menghormati konstitusi UUD NRI 1945, pada Alinea pertama Pembukaan UUD 1945, bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Prinsip ini dipegang teguh oleh Bung Karno sebagai Bapak Bangsa; kedua, Israel menjajah Palestina berpuluh-puluh tahun dan tidak menghormati hak rakyat Palestina, dan ini tidak sesuai dengan garis politik Bung Karno; ketiga, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Atas dasar itu, Wayan Koster melaksanakan prinsip ideologi yang digariskan oleh Bapak Proklamator Ir. Soekarno. Baginya ini menjadi prinsip yang harus dipegang teguh dengan kokoh, yang harus disuarakan dan disampaikan kepada masyarakat.
Disamping itu menurut Gubernur Bali yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, terjadinya ancaman dan gangguan keamanan di Bali, baik bersifat terbuka maupun tertutup. Melihat dinamika di masyarakat atas kehadiran Timnas Israel yang menimbulkan pro dan kontra di Indonesia, terkait konflik Israel – Palestina pasca perubahan pemerintahan Israel oleh sayap kanan yang begitu keras terhadap Palestina.
Dengan demikian maka kehadiran Israel di Bali akan menjadi sasaran dari berbagai pihak yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, masyarakat Indonesia dan juga Timnas Israel dan tim negara lain yang ikut bertanding.
“Sebagai Gubernur Bali, saya tidak mentolerir terhadap potensi gangguan kemananan dan keselamatan masyarakat Bali, yang dapat berdampak luas terhadap kerja keras dalam pemulihan pariwisata pasca Pandemi Covid-19,” ujar Wayan Koster.
Ia juga mengingatkan bahwa Bali adalah Pulau Dewata, merupakan pusat spiritual, dan sebagai tempat yang damai dan penuh toleransi sehingga sikap kemanusiaan harus dikedepankan. “ Saya juga pecinta bola, dan sangat mengharapkan Piala Dunia U-20 dapat dilaksanakan di Bali, namun ada hal yang hakiki hal prinsip yang tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Ia juga tidak berharap Presiden FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia, atas usaha keras pemerintah pusat untuk melakukan komunikasi dengan FIFA, dan menyampaikan apresiasi dan terima kasih.
“Terhadap penolakan saya, atas kehadiran Timnas Israel adalah sebagai wujud tanggung jawab saya, baik secara sekala ataupun niskala, atas tindakan itu sebagai prinsip dan terkait kemanusiaan, sejarah dan tanggung jawab pergaulan antar bangsa, serta merupakan aspirasi masyarakat ke FIFA,” ungkapnya.
Keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi pelajaran yang sangat penting dalam membangun kesadaran bahwa sepak bola Indonesia harus dibangun sebagai bagian supremasi Indonesia.
“Saya mengajak masyarakat Bali untuk mendoakan agar FIFA tergerak untuk memberikan perlakuan yang sama dengan mencoret Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 seperti juga yang dilakukannya mencoret Rusia dari Piala Dunia Qatar,” sambung Wayan Koster.
“Akhir kata saya Gubernur Bali mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Bali yang telah memahami dan mendukung sikap saya ini dan mari tetap Bersatu padu, memupuk kebersamaan agar Bali tetap kondusif dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan keamanan,” tutup Wayan Koster.
Sembur:humas,prov bali