PORTALSUMBA.COM, Program Keluarga Berencana (KB) secara medis diyakini bisa membuat jarak pada tiap kehamilan ibu, sehingga ibu hamil terhindar dari bayi lahir dalam keadaan stunting. Hal itu menjadi dasar bagi Lompoh br. Pinem warga Dusun Lau Sungsang, Desa Lau Perimbon Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi untuk menjadi peserta KB.
Baca juga:Sering di Ejek, Kini Cristiano Ronaldo tampil Cetak 4 gol, AL Nasar Bantai AL Wehda
Baca juga:Rangkul Seluruh Elemen Masyarakat, Babinsa Kodim 1613 SB Dekat Dengan Warga
Apa yang dilakukan Lompoh tentu menjadi contoh bagi ibu-ibu atau perempuan lain, bahwa mengatur jarak kelahiran anak menjadi hal penting demi masa depan dan kesehatan ibu dan anak. Tidak hanya karena alasan tersebut, kesamaan gender antar laki-laki dan perempuan juga turut mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk ikut program KB.
“Ini baru pertama kalinya saya ikut program KB. Menurut saya, ikut program KB itu penting, guna mengatur jarak lahir anak, dan juga demi kesehatan. Tadi saya pasang KB Implant,” kata Lompoh di sela-sela kunjungan kerja (kunker) Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu di Desa Lae Perimbon, Selasa, (7/2/2023).
Kesadaran repotnya mengurus anak, turut andil menyadarkan Lompoh untuk ikut berpartisipasi pada program pemerintah untuk ber-KB.
“Sekarang ini repot ngurus anak, apalagi punya anak banyak. Sebagai orangtua kita juga harus menjamin kesehatan anak-anak kita dan menjamin kehidupan mereka. Jadi dengan mengikuti program KB ini, kita bisa atur jarak anak pertama dan kedua, sehingga kehidupan mereka lebih terjamin,” kata perempuan berusia 24 tahun ini.
Baca juga:Jalan didesa klambir lima, hamparan tak kunjung diperbaiki pemerintah desa, Pasalnya disini!!
Baca juga:Kapolres metro Selidiki Temuan Mayat Wanita Pengusaha di Perumahan Mewah Di Jakarta Utara
Sementara itu Bupati Dairi dalam kesempatan kunkernya menyebutkan bahwa masalah stunting adalah masalah utama kualitas sumber daya manusia Indonesia. Jika anak Indonesia banyak stunting, maka ambisi, aspirasi bangsa dalam membangun bangsa jangka panjang akan terhambat.
“Mengatur jarak lahir anak melalui program KB juga menjadi solusi jitu peningkatan kualitas SDM kita. Jarak lahir anak pertama ke anak berikutnya perlu diatur sehingga pemenuhan gizi antar anak bisa lebih optimal,” katanya.
Dikatakan Bupati bahwa saat ini pemerintah terus berupaya agar angka stunting di Kabupaten Dairi sampai dengan tahun 2024 dapat di bawah 14 % sesuai target nasional
Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) dr. Nitawaty Sitohang yang ikut serta mendampingi kunker bupati mengatakan bahwa penggunaan KB implan yang pemasangannya dilakukan dengan benar bisa memberikan efektivitas hingga 99% dalam mencegah kehamilan.
“Efek ini bisa bertahan hingga sekitar 3–5 tahun. Keberhasilan KB implan dalam mencegah kehamilan tergolong lebih tinggi daripada jenis kontrasepsi lainnya, seperti kondom atau pil KB. Ini adalah salah satu upaya kita menekan angka stunting serta meningkatkan kualitas SDM kita,” kata dr. Nita.
Sebagai informasi, dalam kunker ini Dinas P3AP2KB juga memberikan layanan dan konsultasi kesehatan kepada para ibu-ibu dari Desa Lau Perimbon, juga layanan dan program dari dinas-dinas lain. (SFD)
Baca juga:Bertemu Keluarga Novia, Bupati Dairi Berikan 3 Tiket Pesawat PP Jika Novia Masuk 10 Besar
Baca juga:Tingkatkan Pelayanan, RSUD Sidikalang Tambah Dokter Kandungan dari USU